Yoga berasal dari bahasa sanskerta yang
memiliki arti penyatuan. Makna dari penyatuan disini adalah penyatuan diri
dengan alam atau penyatuan diri dengan Sang Pencipta. Yoga merupakan salah satu
ajaran yang menitikberatkan pada meditasi, dimana seseorang memusatkan pikiran
untuk mengontrol panca indra dan tubuhnya secara keseluruhan.
Kata Yoga sendiri sudah begitu populer dikalangan
masyarakat. Yoga merupakan jalan yang bertujuan untuk menyeimbangkan fikiran
dan badan agar tidak mudah terserang penyakit, sebab di zaman globalisasi
sekarang ini kita sering bekerja melebihi kemampuan pikiran dan badan kita.
Dengan bekerjanya kita yang melebihi kemampuan berpikir kita bisa berdampak
pada penyakit pikiran, yaitu stres, kesedihan, depresi, emosi dan
akhirnya juga berakibat pada penyakit badan seperti darah tinggi, jantung,
migrain dll. Ketika rohani dan jasmani kita sudah terganggu oleh penyakit yang
dideritanya, maka akan menyebabkan terganggunya kegiatan fisik yang sifatnya
sementara dan bisa juga bersifat permanen.
Yoga adalah suatu sistem yang sistematis bagi Rohani untuk
mencapai ketenangan batin dan sistem yang sistematis juga bagi fisik dengan berlatih
yoga untuk mencapai kesehatan fisik. Sehingga Yoga dapat dikatatakan sistem
pelatihan yang bemanfaat untuk kesehatan Rohani dan Jasmani
Yoga juga merupakan sebuah cara atau jalan hidup, bukan
sesuatu yang keluar dari kehidupan dan bukan pula keluar dari aktifitas
kehidupan. Yoga merupakan spiritual dari kehidupan yang menyeimbangkan antara
kehidupan di rumah dan kehidupan bermasyarakat.
Berlatih Yoga
juga memerlukan disiplin yang keras. Untuk mengatasi masalah ini, Yoga
memberikan delapan tahapan berjenjang untuk mendisiplinkan tubuh dan
pikiran. Delapan tangga tersebut disebut Astangga Yoga, yaitu
: (1) Yama, (2) Niyama, (3) Asana, (4) Pranayama, (5)
Prathyahara, (6) Dharana, (7) Dhyana, dan (8) Samadhi.
Dua yang
pertama, yaitu Yama dan Niyama dipandang sebagai etika Yoga yang harus
dilaksanakan sebelum menginjak tahapan berikutnya. Yama, artinya
pantangan yang mencakup pantang menyakiti makhluk lain baik dalam pikiran,
kata-kata maupun perbuatan (ahimsa), pantang berbuat salah (satya),
pantang mencuri (asteya), pantang mengumbar nafsu (brahmacharya), dan pantang
memiliki hak orang lain (aprigraha).
Niyama, artinya pembudayaan diri dan termasuk penyucian (sauca) eksternal dan internal, kedamaian (santosa), bertapa (tapa), belajar (svadhyaya) dan pemujaan kehadapan Tuhan (Isvharapranidhana).
Niyama, artinya pembudayaan diri dan termasuk penyucian (sauca) eksternal dan internal, kedamaian (santosa), bertapa (tapa), belajar (svadhyaya) dan pemujaan kehadapan Tuhan (Isvharapranidhana).
Asana adalah
sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan
sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk
yang paling disenangi dan relax, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan
pikiran dan tidak terganggu karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk
yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung
lama, serta mampu mengendalikan sistim saraf sehingga terhindar dari
goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk yang relax antara lain : silasana
(bersila) bagi laki-laki dan bajrasana (metimpuh-bhs. Bali, menduduki tumit)
bagi wanita, dengan punggung yang lurus dan tangan berada diatas kedua paha,
telapak tangan menghadap keatas.
Pranayama
adalah pengaturan nafas keluar masuk paru-paru melalui lobang hidung dengan
tujuan menyebarkan prana (energi) keseluruh tubuh. Pranayama terdiri dari :
Puraka yaitu memasukkan nafas, Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan Recaka yaitu
mengeluarkan nafas. Puraka, kumbhaka dan recaka dilaksanakan pelan-pelan bertahap masing-masing
dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untuk menguatkan
kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusia yaitu : muladhara yang
terletak di pangkal tulang punggung diantara dubur dan kemaluan, svadishthana
yang terletak diatas kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata yang
terletak di jantung, vishuddha yang terletak di leher, ajna yang terletak
ditengah-tengah kedua mata, dan sahasrara yang terletak diubun-ubun.
Prathyahara,
artinya mengontrol indra-indra dan terdiri atas penarikan
indra-indra dari objek-objeknya. Indra-indra kita mempunyai
kecendrungan yang besar bergerak ke luar untuk memenuhi keinginannya.
Indra-indra tersebut harus selalu dicek dan diarahkan agar bergerak ke
dalam, revolusi ke dalam. Ini merupakan proses introversi diri.
Dharana,
artinya memusatkan pikiran pada satu objek meditasi seperti ujung hidung atau
tengah-tengah jidat atau bayangan suatu deva, dan sebagainya. Pikiran
harus ditegakkan, kuat dan terfokus, seperti nyala lilin. Ia
tenang, tegak, tak tergoyahkan oleh fluktuasi-fluktuasinya.
Dhyana, artinya
meditasi dan terdiri atas aliran yang tak terganggu pikiran di sekitar
objek meditasi (prtyayaika-tanaka). Ini adalah kontemplasi teguh
tanpa adanya istirahat.
Samadhi,
artinya konsentrasi. Ini merupakan tahapan terakhir di dalam sistem yoga.
Di sini pikiran benar-benar diserap di dalam objek meditasi. Di
dalam dhyana tindakan meditasi dan objek meditasi tinggal terpisah.
Tetapi di sini mereka menjadi satu. Ini merupakan alat bantu tertinggi
untuk merealisasikan penghilangan modifikasi-modifikasi mental yang
merupakan tujuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar