Rabu, 22 April 2015

Mengenal Yoga dan Tahapan Yoga


Yoga berasal dari bahasa sanskerta yang memiliki arti penyatuan. Makna dari penyatuan disini adalah penyatuan diri dengan alam atau penyatuan diri dengan Sang Pencipta. Yoga merupakan salah satu ajaran yang menitikberatkan pada meditasi, dimana seseorang memusatkan pikiran untuk mengontrol panca indra dan tubuhnya secara keseluruhan.

Kata Yoga sendiri sudah begitu populer dikalangan masyarakat. Yoga merupakan jalan yang bertujuan untuk menyeimbangkan fikiran dan badan agar tidak mudah terserang penyakit, sebab di zaman globalisasi sekarang ini kita sering bekerja melebihi kemampuan pikiran dan badan kita. Dengan bekerjanya kita yang melebihi kemampuan berpikir kita bisa berdampak pada penyakit pikiran,  yaitu stres, kesedihan, depresi, emosi dan akhirnya juga berakibat pada penyakit badan seperti darah tinggi, jantung, migrain dll. Ketika rohani dan jasmani kita sudah terganggu oleh penyakit yang dideritanya, maka akan menyebabkan terganggunya kegiatan fisik yang sifatnya sementara dan bisa juga bersifat permanen.


Yoga adalah suatu sistem yang sistematis bagi Rohani untuk mencapai ketenangan batin dan sistem yang sistematis juga bagi fisik dengan berlatih yoga untuk mencapai kesehatan fisik. Sehingga Yoga dapat dikatatakan sistem pelatihan yang bemanfaat untuk kesehatan Rohani dan Jasmani

Yoga juga merupakan sebuah cara atau jalan hidup, bukan sesuatu yang keluar dari kehidupan dan bukan pula keluar dari aktifitas kehidupan. Yoga merupakan spiritual dari kehidupan yang menyeimbangkan antara kehidupan di rumah dan kehidupan bermasyarakat. 

Berlatih Yoga juga memerlukan disiplin yang keras. Untuk mengatasi masalah ini, Yoga  memberikan delapan tahapan berjenjang untuk mendisiplinkan  tubuh dan pikiran. Delapan tangga  tersebut  disebut Astangga Yoga, yaitu :   (1) Yama, (2) Niyama, (3) Asana,  (4) Pranayama,  (5) Prathyahara, (6) Dharana,  (7) Dhyana,  dan  (8) Samadhi.

Dua yang pertama, yaitu Yama  dan Niyama dipandang sebagai etika Yoga yang harus dilaksanakan sebelum menginjak  tahapan berikutnya. Yama, artinya  pantangan yang mencakup pantang menyakiti makhluk lain baik dalam pikiran, kata-kata maupun perbuatan (ahimsa), pantang berbuat salah (satya),  pantang mencuri (asteya), pantang mengumbar nafsu (brahmacharya), dan pantang memiliki  hak orang lain (aprigraha). 

Niyama, artinya pembudayaan diri  dan termasuk penyucian (sauca) eksternal dan internal, kedamaian (santosa), bertapa (tapa), belajar (svadhyaya) dan pemujaan kehadapan Tuhan (Isvharapranidhana). 

Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling disenangi dan relax, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak terganggu karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistim saraf sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk yang relax antara lain : silasana (bersila) bagi laki-laki dan bajrasana (metimpuh-bhs. Bali, menduduki tumit) bagi wanita, dengan punggung yang lurus dan tangan berada diatas kedua paha, telapak tangan menghadap keatas.

Pranayama adalah pengaturan nafas keluar masuk paru-paru melalui lobang hidung dengan tujuan menyebarkan prana (energi) keseluruh tubuh. Pranayama terdiri dari : Puraka yaitu memasukkan nafas, Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan Recaka yaitu mengeluarkan nafas. Puraka, kumbhaka dan recaka dilaksanakan pelan-pelan bertahap masing-masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusia yaitu : muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung diantara dubur dan kemaluan, svadishthana yang terletak diatas kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata yang terletak di jantung, vishuddha yang terletak di leher, ajna yang terletak ditengah-tengah kedua mata, dan sahasrara yang terletak diubun-ubun.

Prathyahara, artinya mengontrol indra-indra dan terdiri atas penarikan  indra-indra  dari objek-objeknya. Indra-indra kita mempunyai  kecendrungan yang besar bergerak ke luar untuk memenuhi  keinginannya. Indra-indra tersebut harus selalu dicek dan diarahkan  agar bergerak ke dalam, revolusi ke dalam. Ini merupakan proses introversi diri.

Dharana, artinya memusatkan pikiran pada satu objek meditasi seperti ujung hidung atau tengah-tengah jidat atau bayangan suatu deva, dan sebagainya. Pikiran harus  ditegakkan, kuat dan terfokus, seperti  nyala lilin. Ia tenang, tegak, tak tergoyahkan  oleh fluktuasi-fluktuasinya.

Dhyana, artinya meditasi dan terdiri atas aliran yang tak terganggu  pikiran di sekitar objek meditasi (prtyayaika-tanaka). Ini adalah  kontemplasi  teguh tanpa  adanya istirahat. 

Samadhi, artinya konsentrasi. Ini merupakan  tahapan terakhir di dalam sistem yoga. Di sini pikiran  benar-benar  diserap di dalam objek meditasi. Di dalam dhyana  tindakan meditasi dan objek meditasi tinggal terpisah. Tetapi  di sini mereka menjadi satu. Ini merupakan alat bantu tertinggi untuk merealisasikan penghilangan modifikasi-modifikasi  mental yang merupakan tujuannya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar